Seri – Ekonomi Indonesia [2]

KEBIJAKAN EKONOMI WINDOW DRESSING?

Kita lanjutkan tulisan mengenai “masalah apa yang sebenarnya ingin di selesaikan?”. Dalam pertanyaan terakhir saya menyatakan bahwa sedikit yang minat tulisan macam begini karena tidak merubah apapun dalam diri kita.

Kalau kita tahu bahwa pemerintah salah, atau para ekonom salah terus kita mau apa? Kita bukan pemegang kekuasaan, kita juga bukan politikus, bahkan usaha kita atau kerjaan kita tidak berubah menjadi lebih baik, walau tahu ilmu beginian. Makanya saya Tanya, buat apa ya tulisan ini di baca coba? haha

Tetapi respond sahabat banyak juga yang minta di teruskan, baik kita teruskan.

Si senior ini bertanya kepada saya untuk apa membangun LRT, MRT, elevated road di kota besar misalnya di Jakarta atau di daerah jawa apakah murah? Lebih murah mana dengan membangun diluar jawa?

Lalu akankah membuat lebih “produktif”? atau malah lebih konsumtif karena bahan bakar terkuras dan biaya mahal konstruksi hampir 2 kali lipat jika di bangun di luar jawa. Sekali lagi apakah lebih produktif?

Produktif kah nantinya para pengguna transportasi tersebut? karena lebih cepat mencapaitujuan namun jika di bandingkan dengan biaya yang 2 kali lipat di dalam membangun, sesungguhnya mana yang lebih efektif? Mana yang lebih produktif? Nmembangun jawa atau luar jawa? Siapa yang menghitung ini dari kacamata produktifitas?

Jangan di jawab dulu, kita lanjutkan. Ada sisi lain sector buruh tenaga kerja. Produktifitas per man hour Indonesia di banding Thailand, Vietnam dan china, kita dengan uang yang sama hanya menghasilkan 60% produktifitas di banding buruh china.

Jadi apa yang harus di lakukan untuk meningkatkan produksi atau lebih produktif?. Maka mengapa kita tidak masuk saja ke revolusi industry tahap IV , yaitu masuk ke automation robotic.

Dengan robot, ongkos produksi turun hingga 60%. Hanya dengan 10% tenaga manusia, walau investasi naik 30% namun output produk naik 100%. Misalnya pada indutri garment.

Sekarang pilih mana? Dengan tenaga manusia, produksinya hanya 1000, dengan robotic produksi 2000 dengan ongkos 60% lebih murah.

Begitu pemerintah Indonesia tetap bertahan dengan mengandalkan manusia dengan mass labour intensif, tetapi apa akibatnya? investor hijrah balik lagi ke daerah asalnya. Ini terjadi di amerika dan eropa terhadapo china. Dimana dulu manufaktur di tahun 1990 dan awal 2000 banyak berpindah ke china karena buruh murah, sekarang amerika dan eropa tarik balik manufaktur masuk ke industry robotic , di balikan lagi ke amerika dan eropa.

Mengapa? Karena mesin di pasang di amerika, di Indonesia, di china, sama outputnya sama inputnya. Inilah yang membuat perbedaan bisnis dalam 3 tahun terakhir terutama 1 tahun terakhir ketika Trump jadi presiden di amerika. Perekonomian amerika saat ini sector swastanya terbaik dan ini di akui oleh hampir semua pengusaha di amerika.

Ok, kita break sebentar, kita mereview. Dalam tulisan ini kita menyamber 4 hal yang harus di satukan.

Pembangunan infrastruktur saat apakah meningkatkan produktifitas? Atau malah boros di sector lainya karena biaya pembangunan 2 kali lipat, investasinya jadi besar karena pakai bunga bank dan lama juga akan meningkatkan konsumsi bahan bakar karena 80% yang mengunakan adalah kendaraan pribadi karena hanya 20% yang kendaraan niaga.

Naiknya UMR apakah meningkatkan produktifitas? Menggunakan mesin robotic meningkatkan produktitas tetapi meningkatkan unemployment apa jalan keluarnya? . teralhir ternyata se-kampret-kampretnya trump, kebijakan America first ternyata membuahkan hasil. Kebijakan swastanisasi amerika ternyata berhasil. Produktifitas tertinggi, unemployment amerika terendah sepanjang sejarah amerika. Wallstreet tumbuh tembus ke atas ke harga tertinggi dalam sejarah.

Apa yang salah dengan Indonesia?

Kebijakan 1 harga BBM membuat pertamina merugi 12 triliun. Sampai saat ini distribution cost di Indonesia 26% sementara di singapura hanya 2%. Kok mahal bener ya? Ngak produktif dan ngak kompetitif harga kita jadinya. Siapa yang berfikir kesini agar jadi 10% deh biaya distribusi.

Apa yang salah dengan Indonesia? Apa yang sedang di coba di selesaikan sih oleh pemerintah?

Kita lihat basic berfikir dalam pendekatan pertumbuhan. Kemarin bang bro, bambang brojo berkata, pertumbuhan ternyata tidak memberikan kesejahteraan buat rakyat. Nah ini baru jujur pejabat namanya.

Ini kata kuncinya, bagaimana rakyat sejahtera!!! Bukan growth. Growth yang benar itu ekonomi tumbuh, hutang berkurang, pengangguran turun, inflasi rendah, biaya distribusi turun.

Apa bukti ekonomi Indonesia lampu merah saat ini karena kebijakan ekonominya tak berencana? Bagaimana kalau sahabat mengetik di Bloomberg. Kata kuncinya “most-Overvalued emerging currency..” coba keluarnya mata uang Negara mana? Bukan saya loh yang ngomong, Negara mana itu.

Nah inilah yang mengawali paparannya si senior akan solusi bangsa Indonesia. Sebelum menjelaskan paparannya maka saya harus menyiapkan sahabat dengan latar belakang ini. Karena nanti akan lebih paham ketika paparannya saya urai. Singkat cerita, bener doyan sama bidang beginian? Bukan buat kepala malah puyeng dan nyalahin pemerintah?

Leave a comment