Kehidupan mengenalkan manusia dengan kata SULIT

(Tulisan siang) ” Kehidupan mengenalkan manusia dengan kata SULIT hanya untuk mengerti arti kata “ hikmah, sabar , usaha, doa dan syukur”

Ada yang ingin tahu tentang criminal minds? Atau ada juga mungkin yang bertanya malahan, buat apa tau tentang criminal minds. Kalau melihat pertanyaan di awal tersebut mungkin saya bisa menjawab sedikit tentang hal itu. Selain memiliki sedikit pengetahuan akademi ditambah sedikit pengalaman yag berhubungan dengan terorisme di Indonesia dan beberapa extra ordinary crime lainnya.

Hal ini mungkin tidak penting di pelajari, namun mengetahui sedikit pastinya tidak ada ruginya. Pemahaman sederhana dari seseorang yang memiliki criminal minds didalam aksinya melakukan tindakan adalah bukan saja bagaimana untuk break in atau menerobos masuk ( mencuri, membunuh, korupsi dll) tetapi bagaimana menghilangkan jejak sehingga tidak ketahuan. Jadi mereka berfikir dua lapis dari orang normal. 1 melakukan, 2 menghilangkan jejak.

Banyak orang yang pernah melakukan tindakan criminal. Misalnya dia berantem, memukul, mencuri namun tindakannya hanya sebatas beraksi. Maka mereka belum bisa di kategorikan memiliki criminal minds sempurna. Ini adalah cara berfikir orang kebanyakan. Orang biasa yang melakukan tindakan criminal. Dan pastinya tidak bisa dikatakan memiliki criminal minds, misalnya dia meninggal kan jejak, ada saksi, atau menyombongkan berbual-bual atas tindakannnya. Itu semua pikiran orang biasa, pikiran ordinary person. Bukan pemikian dari seorang yang memiliki criminal minds

Seseorang dikatakan memiliki criminal minds itu bisa “outsmart ordinary people” atau bisa mengalahkan/meminteri orang lain karena mereka selalu berfikir dua kali lipat dari orang biasa. Jadi kalau seseorang melakukan tindakan criminal dan tidak ketahuan maka pasti dia memiliki criminal minds. Dan ada satu lagi hal yang penting, bahwa seseorang yang memiliki criminal minds belum tentu criminal!..karena belum tentu “cara berfikirnya” yang double itu dipakai buat tindakan criminal.

Nah bagaimana sekarang kita mengalahkan orang yang memiliki criminal minds yang melakukan tindakan criminal ?. Sederhananya, kita harus outsmart smart person. Minteri orang pinter. Artinya minimum kita harus memiliki 1 kali lipat dari criminal minds atau 3 kali lipat orang biasa!

Kasus century, kasus hambalang adala contohnya…ini adalah outsmart smart people. Dan sejak awal kasus ini saya secara pribadi hanya tersenyum saja. Salah satu nya, karena yang memegang kasus ini adalah mereka yang memiliki dasar pemikiran orang biasa, atau normal. Atau mungkin di salah satu pansusnya atau team ada yang memiliki criminal minds juga namun mungkin dia sendiri tidak lepas dari potensi criminal yang akan ketahuan sehingga belum tentu dia bisa outsmart kasus ini. Karena masih sejajar cara berfikirnya. Disinilah yang membuat saya tersenyum ( baca:pesimis) persoalan ini akan selesai.

Lalu…ada hal penting untuk di ketahui lagi, bahwa tindakan criminal kecil kemungkinannya tidak di rancang sebelumnya. Atau bahasa lain, hanya sedikit yang namanya “instant crime”, mayoritas criminal adalah direncanakan atau organized crime. Misalnya ada pencuri kaca spion mobil mewah. Apakah menurut anda mereka langsung mencuri begitu saja? Atau mereka mengincar target, menunggu moment, lalu dengan segera kabur lalu dengan segera ada buangannya. Ada yang nampung. Dan ada pasarnya yang akan membeli barang tersebut.

Ini yang di sebut terorganisir. Hanya 5-10% saja tindakan criminal itu instant. Seperti berantem di bar karena mabok. Rebut mulut di jalan senggolan motor dan kasus-kasus “short temper” lainnya. Berdasarkan nasik dasar pengetahuan ini lah saya pernah menangani berbagai kasus extra ordinary crime. Misalnya terjadi disebuah bank papan atas internasional. Dimana sejak lama internal investigasi di bank tersebut sudah mengindikasikan masalah namun fakta tidak terdapat.

Perlu diingat, dalam masalah hukum, data fakta di tambah saksi itu adalah Hard evident. Hard evident ini masalah life & dead seseorang. Maka mencari bukti tersebut adalah tugas utama investigators. Disinilah seni jam terbang, pengalaman serta memiliki cara berfikir outsmart smart person diberlakukan.

Melihat bukti di kasus bank tersebut?..hampir tidak ada!. Saksi, tidak ada. Kaki tangan, tidak ada!. Namun clue atau petunjuk , ada. Pihak yang dirugikan…tidak menuntut!. Jadi seharusnya itu “no Case” namun jujur, anda dibayar dinilai bukan untuk menjadi ordinary harus extra ordinary, harus sesuai dengan harapan. Dan harus bisa mencari, menggali, meng-probing, digging, investigating, dan mendapatkan hard evident. Tugas dan kepercayaan sebvuah bank papan atas internasional tersebut adalah world class trust, atau kepercayaan tingkat dunia. Jadi, saya harus buktikan bahwa..semua possible.

Saya lompati detail ceritanya, karena bukan itu point proses investigasinya yang saya akan ceritakan. Focus cerita tetap criminal minds nya. Setelah otak kerja keras, maka yang harus kami rubah didlam melihat kasus ini adalah “enemy centric approach” nya. Cara memandang musuhnya. Kalau cara memandang biasa sulit ketemunya. Dan benar begitu di rubah dengan cara memandang customer atau apa lagi wealth management customer masalah selesai.

Yang saya bayangkan pada saat itu adalah jika saya sebagai nasabah prioritas meletakan sejumlah dana senilai 10 digit rupiah pastinya mengantri line up di bank adalah hal yang “tidak elit”. Itu pasti ada di benak nasabah besar. Kalaupun tidak berfikir demikian maka dari sisi pelayanan bank memikirkannya. Maka nasabah yang memiliki rekening besar atau nasabah prioritas sebaiknya disediakan ruangan khusus dan dilayani khusus. Segala sesuatu kebutuhan ada yang melayani. Nasabah datang, masuk ke lounge, snack, minuman ringan semua tinggal ambil dan tersedia.

Kemudian customer relation khusus prioritas akan datang dan melayani segala kebutuhan anda. Dan disinilah cara pandang saya baru masuk ke sisi lain. Saya membayangkan kalo seandainya sekrang saya adalah customer relation manajer. Maka pastinya nasabah besar adalah klien saya. dan bisa di bayangakn kalau di posisi manajer tersebut orang nya cantik dan pintar maka suasana yang nyaman, sapaan ramah, dialog akrab, membuat kepercayaan meningkat dan disisi inilah criminal bisa terjadi yaitu seseorang yang salah memanfaatkan trust kepercayaan. Atau seseorang memanfaatkan trust seseorang sebagai sarana memperkaya diri sendiri.

Jadi kemungkinan besar dari sini lah kemungkinan tindakan criminal di mulai.

Kembali membayangkan diri sebgai pemilik dana besar. Misalnya sekali lagi misalnya..jika saya memiliki uang dan meletakan portofolio saya di sebuah wealth management program pastinya dengan caliber bank papan atas bisa melipat gandakan dana dengan baik. Kalau bunga bank saat ini 6 % rasanya bisa diputar di berbagai instrument keuangan yang akan meningkat kan return investment hingga 12-20% pertahun.

Inilah awal pikiran criminal saya mulai meningkat ekskalasinya. Kalau saya pejabat, dipercaya memegang uang 50 milyar misalnya maka secara pemahaman umum jika tiap tahun ada 6% bunga atau return tercatat dipembukuan adalah wajar. Ketika di cek pun semua akan berkata wajar. Jadi, kalau saya letakan di wealth management returnnya 20% dan yang 14% saya ambil yg 6% kasih ke pemilik dana harusnya gak apa apa khan?. Misalnya saya kepala sebuah daerah, yang memiliki dana tersebut maka tiap tahun selama menjabat dapat 14% selisih. Eeehhhmm..sebuah peluang?!

Dan di pikiran inipun saya terhenti sebentar dan kembali membayangkan diri jika saya sebagai pejabat tertinggi bank tersebut yang mencurigai kayaknya ada sesuatu yang terjadi, namun di pembukuan bank tidak ada rugi. Dipembukuan nasabah juga tidak ada rugi, dan tidak ada pelaporan apa-apa. Saya membayangkan mengapa petinggi bank tersebut memiliki intuisi ini. Dan saya harus menterjemah intuisi ini. Dan bagaimana kira-kira kelanjutannya? Adakah ada permainan didalam? Adakah pejabat terlibat? Adakah sistem yang solid tersebut bisa di jebol? Atau intuisi banker senior di puncak jabatan tersebut salah intuisinya?..kisah nyata berlanjut # peace be upon us on this blessing friday

Leave a comment