Ayo Produksi Sendiri

QUO VADIS PERINDUSTRIAN

Di meja saya sejak senin kemarin ada banyak data statistic ekonomi Indonesia dari banyak sumber terbaru namun data yang terbaik tetap datang dari pelakunya sendiri. Data yang membuat saya sedih adalah fakta perkembangan perindustrian dan manufaktur di Indonesia. Karena yang bicara “lingkar nol” sang regulator.

Dalam sejarah perjalanan panjang Indonesia manufaktur masuk masa jaya ketika jaman pak harto berkuasa. Manufaktur dan industry bisa merupakan penopang ekonomi dan GDP hingga 28%.

Saat ini tertajam turunnya sejak 5 tahun terakhir. Bahkan saat ini hanya 17.6% an topangan sector industry tersebut. Yang miris adalah kalau jebol kebawah 15% levelnya maka Negara Indonesia bukan menjadi Negara industri lagi tetapi masuk kategori Negara agraris kembali.

Persis Venezuela saat ini. dan yang yang membuat saya sedih sekali lagi adalah pertumbuhan industry setiap tahunnya selalu tumbuh di atas pertumbuhan nasional, namun tidak tahun ini.

Misalnya pertumbuhan nasional 5%, maka pertumbuhan sector industry biasanya 7%an. Sector lain seperti sector pertanian, keuangan, hanya rata-rata saja. Tetapi sekali lagi sector industry selalu di atas pertumbuhan growth nasional.

Dan untuk pertama kalinya sector industry tahun ini lebih rendah dari pertumbuhan nasional. Nasional 5% pertumbuhan industry hanya 3.8%.

Bagi saya ini “red alert”.

Saya pernah tulisakan kencang di awal tahun 2017 tentang hal ini. sangat kencang dan banyak. Lihat saja di wall saya di tahun 2017 ini yang mengatakan kita bisa jadi “negara paria” atau Negara lumpuh kalau industry manufaktur tidak tumbuh karena hal ini harus di dukung oleh “good governance, good policy, good vision”.

Dan kejadian lagi yaitu industry tidak tumbuh baik, hal ini tidak bisa di nafikan bahwa sektor industry tidak tumbuh baik. Data ekonomi terakhir dimana mengatakan sector perindustrian hingga saat ini hanya tumbuh 3.8%.

Apa yang salah sih? Mengapa bisa terjadi? 2 menteri dalam 3 tahun sudah mencoba kerja mengangkat sector ini, namun tidak terbang juga. Siapa yang salah?

Kebijakan nasional perindutrian itu apa? kearah mana industry nasional? Dukungan antar departemen dan pemimpin pusat terhadap perindustrian kemana?

Kembali ke sector swasta. Pabrik kabel saya sampai sekarang tidak bisa jalan karena perizinan, supply DMO dan dukungan keuangan sama sekali tidak ada dan panjang sehingga sudah 2 tahun semuanya belum bisa terlealisir. Itu contoh “stuck”nya birokrasi dan masalah perindustrian. Mending bikin di timor leste lebih cepat jadinya seperti sudah dilakukan beberapa teman.

Atau bagaimana kalau kita lihat memakai data lain lagi. Data dari dunia e-commerse

Dalam online market di Indonesia kontribusi produk lokal hanya 6,5%!!!. Apa itu artinya? Artinya dunia e-commerse Indonesia hanya menjadi perpanjangan produk import atau menguntungkan Negara lain. e commerse Indonesia terbanyak adalah “mempromosikan produk import”. Jiaaah, mana NKRI mu!!

Nah, sebagai anak bangsa apa yang harus kita lakukan? Mau diam saja seperti ini atau mulai memproduksi? Jangan salahin pemerintah dan regulator ya, memang mereka ngak ngerti industry dan manufaktur sekarang otak mereka pasti pada judeg semua berusaha urai selesaikan masalah, sudah jangan di kritik terus, stress mereka nanti. Mutung nanti mereka dan ngak mau nyalonkan lagi 2 periode khan kasihan penggemarnya yang banyak ini. Sudah lah, kita berkarya saja sekarang, yuk mau buat apa?

Leave a comment