JANGAN PERNAH UBAH “TUJUAN”

JIKA MASALAH TERJADI, UBAH “CARA” JANGAN PERNAH UBAH “TUJUAN”.

Pengen menulis masalah global lagi dari kacamata pribadi saya. Biasa, kalau menulis tentang dunia apilkasi psikologi atau dunia bisnis nyata respondnya hanya seperempat dari tulisan yang nyerempet-nyerempet politik. Jadi minat dunia politik memang tinggi di lingkungan sahabat sosmed daya ya hahaha..

Saya ini berangkatnya 2 tahun lalu di tahun 2015 mendadak karena policy pemerintahan yang sekarang ini melakukan tindakan yang menurut sebagian orang benar yaitu berhemat namun di masa yang salah sehingga berefek telak di organisasi saya. 25% income hilang, 30% karyawan PHK.

Saya masih bisa hendle secara bisnis namun mulai nyala radar saya. waktu itu radar saya nyala karena saya curiga sekali “kelompok tengah ekonomi Indonesia” akan “kemakan” strategi pemerintah. Dan mulai saya bunyi di beberapa kalangan terbatas.
Tidak ada yang percaya waktu itu.

Satu tahun berjalan tepatnya juni 2016 saya mulai kencang menulis di media dan puncaknya tahun ini sekitar april saya mulai tidak terbendung lagi. Data saya makin valid dan bunyilah saya. masih banyak yang tidak percaya tetapi ada perubahan di kalangan pemerintahan. Ini saya senang. Hutang Negara setidaknya jadi perhatian nasional.

Namun yang BUMNisasi belum kesentuh dan menurut saya tidak akan kesentuh. Pasti tidak berubah.

Kemarin saya makan siang dengan beberapa pemilik toko di senayan city. Ada yang punya 3 resto di sana dan pastinya beberapa memiliki toko life style. Apa yang kami gossip kan? Sales tahun lalu 2016 yang drop 20% dan sales tahun berjalan ini 2017 yang turun lagi 20%. Hanya impas-impasan.

Bahkan nama besar fashion shop favorit saya mulai berfikir untuk mengurangi tokonya karena turun terus jualannya dimana ia menarget kelas menengah yang saat ini mengurangi/tidak belanja dan tergerus disposable incomenya.

Dunia oil n gas mati suri, dunia property mati suri dunia retail shop secondary good dan tertier goods akan mati dan apakah pindah ke online seperti “defence” nya pejabat dan penganalisa ekonom pro pejabat?. Pertanyaan sederhana, apa bisnis bisnis oil n gas pindah ke online? Apa bisa pasar property pindah ke online?

Kalau bisnis property di secondary house, drop sampai 50% saat ini. Pemain yang primary house bisa bertahan itupun kelas 500 jutaan kebawah. Paling enak tanya kesiapa bisnis property? Ketukang bangunan dan toko bangunan. Banyak kosong kerjaan dan jualan turun bahan bangunan.

Bisnis property identik juga dengan kredit perumahan dan apakah banyak yang di approve bank saat ini beli rumah? Bunga bank masih diatas 12%, beli sekarang mati bunga. Berat sekali.

Diskusi sambil makan siang kemarin membuat apa yang saya katakan 1 tahun yang lalu mulai menunjukan bukti. Sekarang bagaimana kedepan? Complain sama pemerintah? Hahaha..ya engak lah.

“Pemerintah itu sibuk ingin kekuasaannya lanjut 5 tahun lagi”, Itu saja yang saya tahu kalau saya bertemu dengan pejabat yang sedang menjabat berkomentar tentang pejabat di atas dan politikus di atas gedung kura-kura.

Rakyat yang di “garap” adalah vote gather. Ini komentar sinis beberap teman makan siang saya kemarin. Kalau saya? nulis di sosmed seakan miring anti putusan pejabat dan tidak bergerak apa-apa, ya ngak makan lah pasukan di rumah dan di organisasi.

Kita harus bagaimana kaum tengah ini? sekali lagi kaum tengah ini sedikit. Kalaupun “kena” bisnisnya atau incomenya, tabungannya masih ada walau menipis. Makan masih bisa di restorant tiap hari. Mangkel aja dikit tapi masih bisa punya uang buat liburan. Sekali lagi, kelas menengah ini sedikit.

BUMNisasi menyatakan perang dengan kelas menengah. Maka saya juga sama bereaksi. Saya bukan menantang, saya menyambut tantangan yang sudah dibuat oleh boss BUMN. Berebut pasar Indonesia.

Perang symmetric dengan BUMN ngak bakal menang, pakai strategi asymmetric dan saya sudah mulai lakukan. Bergeser “CARA”, bukan bergeser tujuan. Detailnya? Sebentar di lanjutkan

Leave a comment